Sabtu, 08 Januari 2011

Mbah Mangli / Kyai H. Asykari

Bagi orang Jawa Tengah, khususnya daerah Magelang dan sekitarnya, nama Kyai H. Asykari atau mbah Mangli hampir pasti langsung mengingatkan pada sosok kyai sederhana, penuh karomah. Menurut almarhum Wali Allah Gus Miek, walau Mbah Mangli memiliki banyak usaha dan termasuk orang yang kaya-raya, namun Mbah Mangli adalah wali Allah yg hatinya selalu menangis kepada Allah, menangis melihat umat dan menangis karena rindu kepada Allah...

Kyai Hasan Asykari / Mbah Mangli adalah mursyid Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN). Mbah Mangli adalah salah satu tokoh yg mendirikan Asrama Pendidikan Islam di Magelang, yang santrinya berasal dari seluruh Indonesia.
Meski terkenal di mana-mana, beliau selalu hidup sederhana. Beliau sering diundang ke sana ke mari untuk mengisi pengajian. Pada saat mengisi pengajian, di mana pun ia dan dalam kondisi apa pun, Mbah Mungli tidak pernah memakai alat pengeras suara, meskipun jamaahnya sangat banyak, hingga berbaris dengan jarak jauh. Namun, masyarakat tetap sangat menyukai isi pidatonya dan mendengar suara beliau. .Kadang panitia sengaja menyelipkan amplop uang kepada Mbah Mangli, namun beliau dengan halus menolaknya, dan biasanya beliau mengatakan:

"Jika separoh dari jamaah yg hadir tadi mau dan berkenan menjalankan apa yg saya sampaikan tadi, itu jauh lebih bernilai dari apapun, jadi mohon jgn dinilai dakwah saya ini dengan uang, kalau tuan mau antar saya pulang saya terima, kalau kesulitan ya gak papa saya bisa pulang sendiri"

Mbah Mangli dikaruniai karomah "melipat bumi" yakni bisa datang dan pergi ke berbagai tempat yang jauh dalam sekejap mata. Di sisi lain, beliau dikenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan psikokinesis tinggi. Misal, dia dapat mengetahui tamu yang akan datang beserta maksud dan tujuannya. Seperti orang yang bermaksud untuk makan jeruk bersilaturrahim pada rumah Mangli. Dia menyambut dengan memberikan jeruk.

salah satu wejangannya adalah:

"apik ning menungsa, durung mesthi apik ning Gusti"

ila ruhi al-mukarram Syekh Mbah Mangli radhiyallahu anhu.. al-Fatihah..

Mbah Nyut al-Jawi
Ikhwan TQN Suryalaya
*matur nuwun fotone mas Imam Badrus

-------------------------

CATATAN:
nyuwun sewu kagem sedaya SESEPUH MAGELANG, kawulo namung COPAS 100% tanpa menambahkan ataupun mengurangi isi artikel ini. nyuwun pangapunten apabila artikel ini dianggap tidak sopan dan menyimpang. maturnuwun

Catatan Triwibs Kanyut: MBAH MANGLI - MURSYID TQN YG LEGENDARIS
http://www.facebook.com/note.php?note_id=121164733339

Imam Badrus Samsi (Kang Pacul)
http://www.facebook.com/imam.b.samsi


Pengalaman sahabat-sahabat yang pernah bertemu dengan Mbah Mangli :

1. Baba basalama mengatakan:
assalamualaikum wr.wb.
sebelumnya saya mau tanya, ini mbah mangli yang di magelang?
saya punya pengalaman sedikit waktu kecil:
kira kira saat itu umur saya masih 8 atau 9, waktu itu hari jum’at bapak mengajak saya pergi ke magelang, kebetulan pas jam sholat jum’at bapak dan rombongan sempat untuk sholat jum’at di masjid dimana mbah mangli menjadi imam nya, bapak menyuruh aku berdiam menunggu di tempat wudlu, saya tidak mengenal siapa mbah mangli sebelumnya’disaat waktu sholat aku melihat kok dibelakang mbah mangli ada 4 orang memakai baju jubah putih tidak pada tempat posisi makmum, ah mungkin itu sudut pandang anak2 saya yang mungkin gak jelas, sampai usai aku menunggu sholat jum’at selesai, bapak masih sambil mengawasi aku terdiam menunggunya di tempat wudlu, seusai sholat aku melihat orang orang sibuk mengulurkan tangan untuk meminta jabat tangan ke sosok kiyai yang keluar dari masjid, sudah pasti kiyai tersebut adalah mbah mangli yang tadi sebagai imam, yang aku lihat orang orang itu harus kecewa, karena mbha mangli memasukkan tangan ke dalam saku jubah dan berjalan lurus tanpa menengok, dan menuju rumah. beberapa langkah setelah keluar dari kerumunan orang orang yang meminta salaman, Mbah Mangli tiba tiba berjalan belok ke arahku, semakin dekat dan dekat, aku masih tidak mengerti, mbah mangli berhenti di depanku dengan senyum mengelus ngelus kepalaku, beberapa usapan tanganya langsung beliau pergi meninggalkan saya dan orang-orang di sekitarnya, bapak dan orang orang heran dengan sikap mbah mangli kepada saya, kenapa beliau mengelus ngelus kepala saya? mungkin ini bentuk perkenalan dan silaturahmi, assalamualaikum wr.wb.

2. Masruchan mengatakan:
Ass.wr.wb.
Alhamdulillah, sempat beberapa bulan saya menimba ilmu dari Mbah Mangli, tiap ahad pagi. Sya masih SMP waktu itu. Pernah suatu ketika saya tidak berangkat, karena dimasjid ada kegiatan untuk pemuda, yaitu pencak silat. Bapak dan ibu saya berangkat pengajian. Sepulang pengajian, bapak bilang, kalau dipengajian mbah Mangli pesan, “ora sah pencak-pencak-an,karate-karatenan, sing penting sholat, Gusti Allah mesti lindungi. Nek gusti Allah wis lindungi, ora bakal enek sing iso gawe ciloko” (tidak usah pencak atao karate, yang penting sholat, Allah pasti melindungi, kalau Allah sudah melindungi, tidak mungkin ada yang bisa buat celaka) kurang lebihnya demikian.
Mbah Mangli, mengetahui tamu-tamunya. berasal dari mana dan dari kalangan apa. kalau pengajian tidak pernah menggunakan pengeras suara. Tiap pengajian jamaahnya penuh dan berjejal-jejal. Bahkan untuk shalat berjamaah, rukuk dan sujud harus berada diatas punggung orang lain. Karena banyaknya yang ingin menimba ilmu. Meski di daerah terpencil, namun yang datang tidak cuman yang dijawa, juga luar jawa, Sumatera dan Kalimantan. Bahkan pernah yang datang dari Brunei dan Malaysia. Itu setahu saya. Ada banyak hal yang tidak saya tau. Namun yang pasti, ada kedamaian tiap selesai mengikuti pengajian Mbah Mangli
Masih terbayang dengan wajah mbah Mangli, memakai peci bulat warna merah, sorban hijau. atau saat duduk diatas mobil silvernya, sambil melambaikan tangan ke jamaah sambil tersenyum (saat itu Mbah Mangli akan bepergian)
Wass.Wr.Wb.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kyai yang tawadhu dan dekat dengan Allah,Rasulullah dan hamba Allah.