Sabtu, 15 Januari 2011

Menjaga Amanah

Ibrahim bin Adham pernah menjadi penjaga kebun milik orang kaya. Dia
menjaga kebun tersebut dengan terus memperbanyak shalat. Satu hari,
pemilik kebun meminta dipetikkan buah delima. Ibrahim mengambil dan
memberinya. Tapi pemilik kebun malah memarahinya. Ia tersinggung
karena diberikan buah delima yang asam rasanya.

'Apa kau tak bisa membedakan buah delima yang manis dan asam?''
Ibrahim menjawab,''Aku belum pernah merasakannya. '' Pemilik kebun
menuduh Ibrahim berdusta. Ibrahim lantas shalat di kebun itu. Pemilik
kebun menuduhnya berbuat riya dengan shalatnya. ''Aku belum pernah
melihat orang yang lebih riya dibanding engkau.'' Ibrahim menjawab,''
Betul tuanku, ini baru dosaku yang terlihat. Yang tidak, jauh lebih
banyak lagi.''

Di hari lain, majikan kembali meminta buah delima. Kali ini Ibrahim
memberi yang terbaik menurut pengetahuannya. Tapi lagi-lagi pemilik
kebun kecewa karena buah yang dia terima asam rasanya. Diapun memecat
Ibrahim. Sufi besar itupun pergilah. Di perjalanan, ia menjumpai
seorang pria yang sekarat karena kelaparan. Ibrahim memberinya buah
delima yang tadi ditolak majikannya.

Ibrahim lantas berjumpa lagi dengan pemilik kebun yang berniat
membayar upahnya. Ibrahim berkata agar dipotong dengan buah delima
yang ia berikan kepada orang sekarat yang ia jumpai. ''Apa engkau tak
mencuri selain itu,'' tanya pemilik kebun. ''Demi Allah, jika orang
itu tidak sekarat, aku akan mengembalikan buah delimamu.'' Setelah
upahnya dibayar Ibrahim pun pergi.

Pemilik kebun, setahun kemudian, mendapat tukang baru. Dia kembali
meminta buah delima. Tukang baru itu memberinya yang paling harum dan
manis. Pemilik kebun itu bercerita bahwa ia pernah meiliki tukang
kebun yang paling dusta karena mengaku tak pernah mencicipi delima,
memberi buah delima kepada orang yang kelaparan, minta dipotong
upahnya untuk buah delima yang ia berikan kepada orang kelaparan itu.

'Dia juga selalu shalat. Betapa dustanya dia,'' kata pemilik kebun.
Tukang kebun yang baru lantas berujar.''Demi Allah, wahai majikanku.
Akulah orang yang kelaparan itu. Dan tukang kebun yang engkau
ceritakan itu dulunya seorang raja yang lantas meninggalkan
singgahsananya karena zuhud.'' Pemilik kebun lantas mengambil debu dan
menaburnya di atas kepalanya sembari menyesali,'' Celaka, aku telah
menyia-nyiakan kekayaan yang tak pernah aku temui.''